Skip to main content

DEBIAN 11

Sebelum Windows 11 dirilis, rupanya Linux Debian sudah merilis versi 11 lebih dahulu. Angka 11 menjadi semacam angka kritis bagi pengguna Windows, mengingat saat peluncuran Windows 10, dikabarkan bahwa tidak akan ada next Windows.

Kembali ke open source .. Debian adalah distro yang dikenalkan ke saya oleh kolega yang memang sudah nyemplung ke dunia Linux terlebih dahulu. Mas Imam namanya.

Sewaktu saya masih newbie, ia sudah lulus pendidikkan Linux nya dan siap mempraktekannya.  Beliau adalah contoh orang yang banting stir profesi dengan sukses. Sebelumnya, ia pegawai Siemens, yang sudah biasa ditugaskan di berbagai negara. Akan tetapi karena ia merasa mentok karirnya, karena ia "hanya" lulusan D3.  Akhirnya ia memutuskan untuk banting stir alias ganti profesi. Dan memilih mengumpulkan uang dari hasil kerjanya dan kemudian resign untuk fokus belajar Linux dengan mimpi ingin menjadi seorang IT profesional.

Perkenalan di tahun 2006 itu mengakselerasi saya dalam mendalami Linux. Saya yang selama 8 tahun menggunakan Windows 98, sampai XP karena tuntutan pekerjaan. Meski sewaktu disana sudah mendengar ada OS Linux yang sedang dalam pertimbangan untuk diimplementasikan ke perusahaan.

Kembali ke Debian. Pada waktu itu kita memilih Debian karena free of charge dan akan kita gunakan sebagai usaha untuk hosting. Akan tetapi kekurangannya adalah ia tidak didukung cPanel yang waktu itu banyak digunakan oleh pada web developer.

INSTALASI

Debian adalah distro Linux yang membuat penasaran saya, karena beberapa kali saya gagal dengan sukses untuk menginstallnya. Hal itu rupanya baru saya temukan solusinya dengan sedikit tips.

  • Bukan dari netinstall yang adalah default installer iso-nya. Akan tetapi dari Debian Live. Adapun caranya adalah langsung saya install dalam mode grafis-nya. Bukan dengan cara login ke Debian Live-nya.
  • Problem itu muncul setelah reboot. yaitu missing amdgpu. Dan kemudian error dan stuck.

Dan berikut adalah cara saya membereskannya:

  • amdgpu adalah firware amd untuk video, dan itu non-free. Sementara Debian adalah distro Linux yang mengusung free software pada paket default-nya. Oleh karena itu kita perlu tambahkan "non-free" dan "contrib" pada site mirror-nya, yaitu edit file /etc/apt/sources.list
Note: saya berhasil menginstall Debian dengan memilih mirror di http://kartolo.sby.datautama.net.id/debian/  
 
Setelah itu, update sistem dengan cara :

# apt update
# apt install firmware-amd-graphics

  • reboot

Catatan : tanpa me-reboot kita tetap bisa masuk ke mode grafis dengan
mengetikkan startx, akan tetapi grafis-nya masih generic alias tidak
bisa disesuaikan dengan resolusi monitor kita secara optimal. Itu
sama dengan Windows yang baru saja diinstal, akan tetapi belum
menginstall driver monitornya.

Comments

Popular posts from this blog

Java Tutorial Getting Started

Baru saja menyelesaikan Getting Started, meliputi: Your First Cup of Java The Java Phenomenon The “Hello World” Application The “Hello World” Applet Common Problem (and Their Solution) Yang dipelajari: Java 2SE version 1.4.2 Result: Good job. There is no error found!

openSUSE Leap

Mengapa openSUSE Leap menarik bagi sebagian pengguna Linux? Hal itu wajar mengingat openSUSE Leap merupakan distro gabungan (hybrid) antara SUSE yang dikenal dengan keamanan sekelas enterprise dan aplikasi yang terkini dari dunia open source. Akan tetapi bila Anda mencobanya, maka akan ditemukan sebuah perilaku yang menurut saya tidak lazim, yaitu sewaktu kita membaca manual dari perintah Linux dengan man. Maka kita dihadapkan pada pilihan opsi, manual mana yang akan ditampilkan. Hal ini berbeda dengan distro lain, yang tidak memiliki perilaku tersebut. Oleh karena itu, saya sebut itu menjadi tidak lazim. Untuk mengatasi ketidak laziman tersebut, kita bisa lakukan dengan cara menambahkan dua buah kode berikut pada file .bashrc MAN_POSIXLY_CORRECT=1 export MAN_POSIXLY_CORRECT Selain itu, kita bisa juga gunakan comman info sebagai pengganti man. Hal ini bisa dilakukan dan langsung muncul manual command yang diminta. Dari sisi keamanan, secara default ia sudah mengaktifkan firewall-nya...

Visual Studio Code Untuk Belajar Python, C, C++ dan C#

Setelah mencari IDE (Integrated Development Environment) apa yang terbaik untuk mendevelop Python, Akhirnya saya mendapatkan pencerahan setelah menemukan Visual Studio Code . Rupanya ada perbedaan antara IDE dengan Editor. Bila Editor adalah semacam text editor saja, seperti notepad++, Emacs, vim, maka IDE adalah editor + compiler. Oleh karena itu, maka IDE biasanya lebih berat dalam hal performance. Karena memang membundle editor + compilernya. Secara default, Visual Studio Code didesain bagi pengembang aplikasi web, yang meliputi html, css, java script, type script. Jadi untuk mendevelop bahasa pemrograman seperti Python, perlu sedikit cara agar bisa digunakan juga sebagai compiler. Setting Python Tekan F1, lalu ketik Task: Configure Taks Runner. Kemudian gantilah "command" : "python.sh", "isShellCommand" : true, "showOutput" : "always", "args" : ["{$file}"] Itu artinya bila kita menjalankan task runner (run ...