Skip to main content

How To Make XFCE Looks Like Gnome Shell

Sekilas Anda akan melihat bahwa tampilan berikut mirip desain dari desktop environment Gnome Shell, padahal ini adalah dekstop environment XFCE.































Berikut adalah app yang saya tambahkan:
  1. xfce4-datetime-plugin, yang digunakan sebagai pengganti info clock di top panel.
  2. xfce4-whiskermenu-plugin, yang digunakan sebagai pengganti "Activities".
Kedua app tersebut saya dapatkan dari slackbuilds.org.

Adapun konfigurasi separator pada top panel adalah sebagai berikut:


 






















Dari pengalaman saya, bisa disimpulkan bahwa ada satu hal yang menjadi inti dari inovasi Gnome Shell, yaitu kegunaan tombol "Super" (atau tombol keyboard dengan lambang Windows) yang akan menampilkan semua menu. Ini adalah ide yang genuine dari Gnome Shell untuk tidak selalu bergantung kepada mouse. It's a cool thing.




Comments

Popular posts from this blog

KOMPUTER BRANDED VS KOMPUTER RAKITAN

Berikut adalah pengalaman dan studi komparatif antara komputer branded HP-ku yang dibeli sekitar tahun 2007, dan dua buah komputer rakitan yang menggunakan processor intel dan AMD. Dari dua buah komputer yang dirakit sekitar tahun 2013 yang menggunakan processor intel i3 dengan motherboard gigabyte dan di tahun 2014 yang menggunakan processor AMD A8; dapat dikatakan bahwa dari sisi spesifikasi, tentu komputer brandedku yang dibeli sekitar 10 tahun yang lalu, tentu memiliki spesifikasi yang jauh lebih jadoel. Akan tetapi seiring berjalannya waktu --yaitu di awal tahun 2017 ini -- kedua buah komputer rakitan tsb diatas; satu persatu mengalami kerusakan dan memaksa untuk direpair ke vendor asli yang merakit komputer tsb; dikarenakan aku pun sudah menyerah tidak dapat menyelesaikannya. Yang processor AMD A8, terpaksa diganti motherboard-nya. Demikian juga dengan yang intel i3. Adapun solusi yang diberikan vendor komputer AMD tsb, adalah selain mengganti motherboard yang memang rusak; adala

Fedora 22

It is about another Linux distro. Not a fashion thing. Sebenarnya saya sudah berkenalan dengan Fedora yang pada waktu itu masih memakai nama Fedora Core versi 4. Akan tetapi sayang tidak bisa memutas CD audio koleksi saya. Akhirnya saya move ke Ubuntu, yang bisa memutar CD audio, once the installation is complete. Sewaktu menggunakan Fedora 22, ada impresi keren yang muncul, diantaranya dengan gnome 3.16 dan adanya extention window list sehingga, window yang aktif muncul dibagian bottom bar. Sementara notification pada gnome 3.16 ditata ulang penempatannya dan menjadi satu dengan kalender yang ada di bagian top bar. Mengingat bila tidak ada window list, maka seakan-akan kita kehilangan kontrol atas window yang sedang aktif. Dan window list mempermudah kita dalam berpindah-pindah dari satu window ke window yang lain. Jadi lebih manageable. Satu hal mengapa saya selalu mencoba distro lain selain Slackware adalah karena desktop environment gnome yang di drop di Slackware sejak versi 12. D

Migrasi ke Linux

Apakah Anda berencana untuk melakukan migrasi dari Windows atau Mac OS X ke Linux? Bila memang benar demikian adanya, maka tulisan berikut mudah-mudahan bisa menginspirasi. Dua platfom (OS) tadi, yaitu Windows dan Mac OS X sudah menyuguhkan tampilan GUI yang begitu mempesona. Maklum, sekarang sudah masuk ke abad 21. Jadi semua tampilan yang digunakan adalah tampilan grafis, atau biasa disebut GUI alias Graphics User Interface. Mulai dari instalasi dan semua proses administrasinya. Agar Anda tidak shock sewaktu migrasi, maka satu hal yang menjadi pertimbangan adalah tampilan GUI yang mampu menyaingi kedua platform tersebut. Dalam hal GUI, maka distro yang paling jago dalam hal ini adalah Open SUSE. Tampilan GUI pada desktop environment Gnome sungguh clear sebening kristal. Berikut adalah pengalaman saya dalam menggunakan Open SUSE... Bila Anda mendownload file installer lengkapnya, maka Anda akan mendownload sekitar 4.1 GB. Sangat besar bukan? Ada cara lain, yaitu download-lah f