Skip to main content

Migrasi ke Linux

Apakah Anda berencana untuk melakukan migrasi dari Windows atau Mac OS X ke Linux? Bila memang benar demikian adanya, maka tulisan berikut mudah-mudahan bisa menginspirasi.

Dua platfom (OS) tadi, yaitu Windows dan Mac OS X sudah menyuguhkan tampilan GUI yang begitu mempesona. Maklum, sekarang sudah masuk ke abad 21. Jadi semua tampilan yang digunakan adalah tampilan grafis, atau biasa disebut GUI alias Graphics User Interface. Mulai dari instalasi dan semua proses administrasinya.

Agar Anda tidak shock sewaktu migrasi, maka satu hal yang menjadi pertimbangan adalah tampilan GUI yang mampu menyaingi kedua platform tersebut. Dalam hal GUI, maka distro yang paling jago dalam hal ini adalah Open SUSE. Tampilan GUI pada desktop environment Gnome sungguh clear sebening kristal.

Berikut adalah pengalaman saya dalam menggunakan Open SUSE...

Bila Anda mendownload file installer lengkapnya, maka Anda akan mendownload sekitar 4.1 GB. Sangat besar bukan? Ada cara lain, yaitu download-lah file iso yang live CD, dalam hal ini saya memilih desktop environment Gnome. Maka saya cukup mendownload file iso Live CD Gnome sebesar 850 MB.

Bila sudah siap, maka coba terlebih dahulu live CD-nya, bila everything is ok. Maka booting-lah dan langsung diinstal. Semua tampilan pada waktu instalasi dilakukan dalam mode grafis. Anda tinggal klik-klik menu pilihannya. Tidak akan dipusingkan dengan masalah command di console seperti pengguna Linux yang serius seperti Slackware.

Kelebihan menginstall menggunakan live CD adalah bahwa instalernya hanya akan mengcopy file image live CD-nya ke hard disk. Jadi prosesnya bisa lebih cepat. Nah begitu selesai dan sistem siap di booting. Maka silakan lakukan proses bootingnya.

Ada sedikit catatan saya pada waktu instalasi, yaitu bahwa GRUB tidak diinstal di MBR akan tetapi di slash (/) atau di partisi mount slash dari hard disk kita. Dalam hal ini, kita diberi opsi, apakah akan auto login atau tidak. Kemudian apakah user tersebut akan diberi akses sebagai administrator juga? Akan tetapi saya merekomendasikan untuk membuatnya sebagai normal user sedangkan hak akses admin tetap diserahkan kepada root.

Post Installation


Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengupdate sistem. Hal ini bisa dilakukan dengan cara, login sebagai root dari virtual console (tekan Ctrl-Alt-F1 sampai F6). Yaitu dengan command berikut:

# zypper up

up adalah singkatan update. Command ini akan mengupdate software secara keseluruhan pada sistem. Kalau setelah fresh install, maka dia akan mendownload file sebesar 750 MB. Cukup besar juga. Akan tetapi coba bandingkan dengan bila kita mendownload file installer full yang sebesar 4.1 GB. Secara keseluruhan kita hanya mendownload sebesar 850 MB + 750 MB atau sekitar 1.6 GB. Lebih kecil daripada 4.1 GB bukan?

Command itu akan memberikan kita pertanyaan apakah kita akan lanjut dengan mendownload sebesar 750 MB tsb atau tidak? Ketik: yes. Maka sistem akan mendownload semua file yang dibutuhkan dan akan melakukan update softwarenya.

Bila sudah selesai, maka kita perlu mereboot sistem, hal ini dikarenakan ada upgrade kernelnya juga.

Explorasi Open SUSE


Hal pertama yang perlu dipelajari adalah menjelajah desktop Gnome. Pilihlah icon help (tekan tombol "super" + A). Tombol "super" adalah tombol dengan logo Windows. Atau bisa juga tekan tombol "super" lalu ketik help. Pelajarilah konsep window dari Gnome. Bila Anda terbiasa dengan Windows, maka aplikasi pengganti notepad adalah gedit. Yaitu gnome text editor. Ini cukup sederhana dan jauh lebih keren daripada notepad. Karena banyak fitur yang bisa disematkan pada aplikasi ini.

Untuk membaca file-file pdf, maka secara default sudah disediakan Evince. Tampilannya cukup bagus, bisa menandingi Acrobat Reader. Akan tetapi ada hal yang kurang menurut saya, yaitu fitur searchnya tidak bisa seperti Acrobat reader. Perlu diketahui bahwa Acrobat reader untuk Linux, saat ini hanya didukung pada arsitektur 32 bit dan itupun berhenti pada versi 9.5.5. Jadi pastikan bahwa open SUSE yang Anda download adalah yang versi 32 bit (biasanya ditandai dengan kode i686, sedangkan kode x86_64 itu menunjukkan versi 64 bit).

Acrobar reader bisa diinstal dengan cara # zypper install AdobeRdr.rpm. Command ini tidak hanya menginstal satu paket rpm ini. Akan tetapi juga akan menginstal paket lain yang diperlukan agar Acrobat Reader bisa berjalan dengan baik. Inilah yang disebut dengan dependency. Jadi masalah dependency-nya sudah di kelola oleh zypper secara otomatis. Demikian juga bila kita ingin menginstal paket rpm yang lain.

Untuk aplikasi office, sudah cukup bagus yaitu tersedianya aplikasi Libre Office secara default. Berbeda dengan Slackware yang harus diinstal diluar paket standartnya. Untuk open SUSE 13.2 versi Libre Office yang dipakai adalah versi 4.3.2, setelah zypper up, maka versinya akan diperbaharui menjadi versi 4.3.5. Perlu diketahui bahwa aplikasi Libre Office ini sudah bisa mengakomodasi format MS Office seperti docx, xlsx, pptx. Jadi sudah bisa tukar file dengan kolega yang masih menggunakan format MS Office seperti itu. Dan itu berjalan dengan baik. 

Untuk keperluan browsing, dipercayakan kepada Firefox. Bila Anda ingin yang lebih lengkap, Anda bisa menginstal Chrome. Yaitu dengan cara # zypper install chrome.rpm. Adapun paket Chrome.rpm bisa didownoad dari google.com/chrome. Mengapa perlu ditambahkan Chrome? Karena Chrome adalah browser yang sudah lengkap. Lebih cepat dan lebih responsif daripada Firefox. Bila Anda ingin melihat video dari website microsoft atau apple bisa berjalan dengan baik di Chrome. Kalau di Firefox tidak bisa berjalan videonya.

Untuk keperluan multimedia, saya tidak puas dengan rhythmbox dan totem. Oleh karena itu, saya menggantinya dengan VLC Media player yang bisa mengganti keduanya. Untuk memperingan sistem, dua aplikasi tersebut saya remove dan untuk kemudian saya ganti dengan VLC Media player. Karena memang VLC media player itu bisa memainkan CD musik dan video. Ada equalizernya juga. Jadi lebih baik daripada Windows media player yang belum ada equalizernya. 

Untuk keperluan file archiver, sudah lengkap dengan adanya 7-zip secara default dan unrar. Termasuk adanya archive manager yang bisa melakukan hal itu dalam mode grafis. Bila Anda ingin mengkompres file dalam format 7z, tinggal ketik $ 7z a file.7z file-file-yg-akan-di-archive. Maka hasilnya adalah file.7z. File archiver ini biasanya digunakan bila Anda saling bertukar data dengan kolega Anda.

Jadi cukup sudah semua tools yang diperlukan oleh end user dalam berkomputasi. 

Konklusi


Open SUSE menawarkan pengalaman berkomputasi yang lengkap, mulai dari proses instalasi management software aplikasi dan tampilan GUI yang sebening kristal. Dengan tools-tools yang sudah lengkap. Sangat cocok bagi Anda yang baru pertama kali mengenal Linux. Karena semuanya bisa dikerjakan dalam modus grafis. Anda tidak akan dipusingkan dengan masalah dependency pada saat instalasi sebuah software aplikasi. Karena hal itu sudah dikelola oleh zypper. Jadi distro ini cocok bagi Anda sebagai pengguna Linux pemula.

Comments

Popular posts from this blog

KOMPUTER BRANDED VS KOMPUTER RAKITAN

Berikut adalah pengalaman dan studi komparatif antara komputer branded HP-ku yang dibeli sekitar tahun 2007, dan dua buah komputer rakitan yang menggunakan processor intel dan AMD. Dari dua buah komputer yang dirakit sekitar tahun 2013 yang menggunakan processor intel i3 dengan motherboard gigabyte dan di tahun 2014 yang menggunakan processor AMD A8; dapat dikatakan bahwa dari sisi spesifikasi, tentu komputer brandedku yang dibeli sekitar 10 tahun yang lalu, tentu memiliki spesifikasi yang jauh lebih jadoel. Akan tetapi seiring berjalannya waktu --yaitu di awal tahun 2017 ini -- kedua buah komputer rakitan tsb diatas; satu persatu mengalami kerusakan dan memaksa untuk direpair ke vendor asli yang merakit komputer tsb; dikarenakan aku pun sudah menyerah tidak dapat menyelesaikannya. Yang processor AMD A8, terpaksa diganti motherboard-nya. Demikian juga dengan yang intel i3. Adapun solusi yang diberikan vendor komputer AMD tsb, adalah selain mengganti motherboard yang memang rusak; adala

Fedora 22

It is about another Linux distro. Not a fashion thing. Sebenarnya saya sudah berkenalan dengan Fedora yang pada waktu itu masih memakai nama Fedora Core versi 4. Akan tetapi sayang tidak bisa memutas CD audio koleksi saya. Akhirnya saya move ke Ubuntu, yang bisa memutar CD audio, once the installation is complete. Sewaktu menggunakan Fedora 22, ada impresi keren yang muncul, diantaranya dengan gnome 3.16 dan adanya extention window list sehingga, window yang aktif muncul dibagian bottom bar. Sementara notification pada gnome 3.16 ditata ulang penempatannya dan menjadi satu dengan kalender yang ada di bagian top bar. Mengingat bila tidak ada window list, maka seakan-akan kita kehilangan kontrol atas window yang sedang aktif. Dan window list mempermudah kita dalam berpindah-pindah dari satu window ke window yang lain. Jadi lebih manageable. Satu hal mengapa saya selalu mencoba distro lain selain Slackware adalah karena desktop environment gnome yang di drop di Slackware sejak versi 12. D

Beberapa Catatan Tentang Linux

Tulisan ini lebih merupakan catatan penulis berkenaan dengan Linux. Semoga ada beberapa yang bisa diimprove dan diimplementasikan pada release selanjutnya. Graphical User Interface Pada umumnya, end user akan merasakan impresi pertama adalah saat pertama kali melihat performa tampilan GUI-nya. Maklum di abad 21 ini, semuanya sudah dipermudah dengan hanya klak-klik tombol mouse. Adapun pada hakekatnya command prompt itu lebih powerful ketimbang menggunakan aplikasi sejenis dalam mode GUI. Dan konsep ini selalu melekat pada orang-orang yang memang berkecimpung mengelola server. Maklum saja, karena server tidak memerlukan tampilan GUI sama sekali pada hakekatnya. Karena alasan performa server terbebani dengan tampilan GUI. Bila dalam ranah server, saya setuju dengan tampilan text based dalam mengelola server tersebut. Akan tetapi pada ranah desktop, maka yang menjadi point atraktif sebuah OS adalah tampilan GUI yang memukau sebening kristral. Bila Anda pernah membandingka