Skip to main content

Perawatan Tubuh

Pertama kali melihat sabun Dettol, lalu coba saya browsing ke dettol.co.id, ternyata yang paling penting itu adalah unsur anti bakterinya. Dan akhirnya dari sekian jenis sabun mandi yang ditawarkan. Saya memilih menggunakan Dettol Fresh warna kuning. Ternyata setiap habis mandi, saya merasa bersih.

Kemudian beralih ke pasta gigi, awalnya aku lihat bekas pasta gigi yang dipakai dengan merk
Enzim. Kok aneh ya, ada tulisan "tanpa detergent", setelah coba aku browsing dan pelajari di internet, ternyata kondisi air ludah kita itu sudah rusak, akibat adanya bahan detergent dalam pasta gigi kita. Mengapa gigi dari fosil manusia purba selalu utuh? Tidak rusak? Ternyata disitulah kekuatan air ludah yang sifatnya melindungi gigi dari kerusakan. Dan bahan detergent dalam pasta gigi itu yang merusak fungsi asli air liur kita. Saya bersyukur semenjak 31 Maret 2010, saya ganti pasta gigi ke Enzim, dan ternyata keluhan-keluhan gigi ngilu saat makan, mulai hilang. Akhirnya aku menyadari, mungkin gara-gara detergent inilah, yang membuat aku selalu bermasalah dengan gigi. Insya Allah selama aku menggunakan pasta gigi Enzim, masalah itu tidak akan muncul lagi.

Kemudian pencarianku menyasar ke shampo, setelah aku amati komposisi shampo-ku saat ini, ternyata mengandung bahan detergent juga. Akhirnya aku teringat dengan shampo
Natur, yang berbahan dasar alami. Dari brosur yang aku baca dari shampo ini, ternyata salah satu faktor kerontokkan rambut itu karena penggunaan bahan detergent dalam shampo komersial yang biasa digunakan di pasaran. Akhirnya aku langsung ganti ke Natur sebagai shampo baruku.

Ketiga perawatan tubuh ini efektif aku gunakan sejak awal April 2010. Dan sekarang rambutku terasa bersih. Gigi tidak ada keluhan dan badanku selalu terasa sehat dan bersih. Semoga ini pilihanku yang terbaik saat ini.

Sekarang aku sedang mencari pencuci muka yang alamiah, apa ya?

source:
Zat antiseptik bisa merusak gigi
Alexander Agung, Ahli Pertahanan Air Ludah

Comments

Popular posts from this blog

KOMPUTER BRANDED VS KOMPUTER RAKITAN

Berikut adalah pengalaman dan studi komparatif antara komputer branded HP-ku yang dibeli sekitar tahun 2007, dan dua buah komputer rakitan yang menggunakan processor intel dan AMD. Dari dua buah komputer yang dirakit sekitar tahun 2013 yang menggunakan processor intel i3 dengan motherboard gigabyte dan di tahun 2014 yang menggunakan processor AMD A8; dapat dikatakan bahwa dari sisi spesifikasi, tentu komputer brandedku yang dibeli sekitar 10 tahun yang lalu, tentu memiliki spesifikasi yang jauh lebih jadoel. Akan tetapi seiring berjalannya waktu --yaitu di awal tahun 2017 ini -- kedua buah komputer rakitan tsb diatas; satu persatu mengalami kerusakan dan memaksa untuk direpair ke vendor asli yang merakit komputer tsb; dikarenakan aku pun sudah menyerah tidak dapat menyelesaikannya. Yang processor AMD A8, terpaksa diganti motherboard-nya. Demikian juga dengan yang intel i3. Adapun solusi yang diberikan vendor komputer AMD tsb, adalah selain mengganti motherboard yang memang rusak; adala

Fedora 22

It is about another Linux distro. Not a fashion thing. Sebenarnya saya sudah berkenalan dengan Fedora yang pada waktu itu masih memakai nama Fedora Core versi 4. Akan tetapi sayang tidak bisa memutas CD audio koleksi saya. Akhirnya saya move ke Ubuntu, yang bisa memutar CD audio, once the installation is complete. Sewaktu menggunakan Fedora 22, ada impresi keren yang muncul, diantaranya dengan gnome 3.16 dan adanya extention window list sehingga, window yang aktif muncul dibagian bottom bar. Sementara notification pada gnome 3.16 ditata ulang penempatannya dan menjadi satu dengan kalender yang ada di bagian top bar. Mengingat bila tidak ada window list, maka seakan-akan kita kehilangan kontrol atas window yang sedang aktif. Dan window list mempermudah kita dalam berpindah-pindah dari satu window ke window yang lain. Jadi lebih manageable. Satu hal mengapa saya selalu mencoba distro lain selain Slackware adalah karena desktop environment gnome yang di drop di Slackware sejak versi 12. D

Migrasi ke Linux

Apakah Anda berencana untuk melakukan migrasi dari Windows atau Mac OS X ke Linux? Bila memang benar demikian adanya, maka tulisan berikut mudah-mudahan bisa menginspirasi. Dua platfom (OS) tadi, yaitu Windows dan Mac OS X sudah menyuguhkan tampilan GUI yang begitu mempesona. Maklum, sekarang sudah masuk ke abad 21. Jadi semua tampilan yang digunakan adalah tampilan grafis, atau biasa disebut GUI alias Graphics User Interface. Mulai dari instalasi dan semua proses administrasinya. Agar Anda tidak shock sewaktu migrasi, maka satu hal yang menjadi pertimbangan adalah tampilan GUI yang mampu menyaingi kedua platform tersebut. Dalam hal GUI, maka distro yang paling jago dalam hal ini adalah Open SUSE. Tampilan GUI pada desktop environment Gnome sungguh clear sebening kristal. Berikut adalah pengalaman saya dalam menggunakan Open SUSE... Bila Anda mendownload file installer lengkapnya, maka Anda akan mendownload sekitar 4.1 GB. Sangat besar bukan? Ada cara lain, yaitu download-lah f