Skip to main content

Posts

Menengok Fedora 41

Recent posts

Tentang Debian

 Ini adalah cerita saya tentang Debian. Pertama kali mengenal Debian itu pada versi 3.1 (Sarge). Saat itu kita gunakan sebagai OS di server. Pada waktu itu, saya belum mengerti OS Debian sama sekali. Sehingga tidak tahu harus bagaimana. Bahkan posisinya ada di samping saya.  Kemudian saya berpetualang dengan Ubuntu, kalau tidak salah versi 7.04 dan seterusnya sampai versi 10.10. Baru setelah itu saya migrasi ke Slackware 13.1 sampai sekarang. Sementara Debian sendiri saya belum berhasil menginstal-nya sejak versi 7, karena rupanya ada problem tentang firmware yang tidak ada pada paket standard-nya, dan kita perlu menginstall sendiri.  Kemudian saya baru berhasil pada Debian 11 dengan cara menginstall firmware-amd-graphics. Tanpa firmware tersebut, tampilan monitornya masih standard. Sementara pada Debian 12 baru terinstall sebagai paket standard sehingga kita bisa menggunakan grafis dengan resolusi yang sesuai dengan ukuran layar yang kita gunakan.  Dari sisi end user, Debian menawarka

Pengalaman Membeli Laptop Baru

Ada hal yang menurut saya agak aneh, sewaktu saya membeli laptop baru dengan budle OS Windows 1 Home edition, kita mendapatkan juga aplikasi Office 2021 Home and Student Edition. Perlu diketahui bahwa harga laptop baru dan software yang dibundle dalam paket pembelian tersebut senilai 5,6 juta rupiah. Bila kita melakukan perhitungan, harga Windows 11 Home edition itu seharga Rp. 3 juta dan Office 2021 Home and Student edition seharga Rp. 1,6 juta maka bila kita jumlahkan menjadi Rp. 4,6 juta. Pertanyaanya: apakah harga perangkat kerasnya hanya sebesar Rp. 1 juta saja? Bagaimana menurut Anda?

openSUSE Leap vs Fedora

Bila membandingkan antara openSUSE dan Fedora , maka Fedora lebih sering melakukan update kernelnya. Termasuk aplikasi-aplikasinya. Berbeda dengan openSUSE yang tetap menggunakan kernel versi yang sama saat pertama kali dirilis, hanya ia melakukan update minor. Sehingga menjadikannya lebih stabil ketimbang Fedora. Keduanya memiliki kesamaan, bahwa mereka di backup oleh perusahaan besar. Fedora oleh Red Hat dan openSUSE oleh SUSE, dimana Red Hat dan SUSE adalah distro yang melayani korporasi dalam menggunakan infrastruktur Linux. Keduanya menawarkan kualitas distro enterprise sehingga ketangguhan dan kestabilannya teruji. Sehingga banyak yang tertarik menggunakan distro Fedora dan openSUSE yang ingin merasakan kualitas Linux kelas enterprise versi yang gratis. Keduanya sama-sama menggunakan paket rpm.  Dari sisi kesederhanaan, Fedora lebih sederhana ketimbang openSUSE karena tidak ada yast. Akan tetapi openSUSE lebih stabil. Dan sudah tidak ada masalah berkaitan dengan audio video code

openSUSE Leap

Mengapa openSUSE Leap menarik bagi sebagian pengguna Linux? Hal itu wajar mengingat openSUSE Leap merupakan distro gabungan (hybrid) antara SUSE yang dikenal dengan keamanan sekelas enterprise dan aplikasi yang terkini dari dunia open source. Akan tetapi bila Anda mencobanya, maka akan ditemukan sebuah perilaku yang menurut saya tidak lazim, yaitu sewaktu kita membaca manual dari perintah Linux dengan man. Maka kita dihadapkan pada pilihan opsi, manual mana yang akan ditampilkan. Hal ini berbeda dengan distro lain, yang tidak memiliki perilaku tersebut. Oleh karena itu, saya sebut itu menjadi tidak lazim. Untuk mengatasi ketidak laziman tersebut, kita bisa lakukan dengan cara menambahkan dua buah kode berikut pada file .bashrc MAN_POSIXLY_CORRECT=1 export MAN_POSIXLY_CORRECT Selain itu, kita bisa juga gunakan comman info sebagai pengganti man. Hal ini bisa dilakukan dan langsung muncul manual command yang diminta. Dari sisi keamanan, secara default ia sudah mengaktifkan firewall-nya

Solusi Factorial

Menarik saat pertama kali mencoba chat dengan AI yang ditawarkan search engine duckduckgo, saat saya menanyakan tentang kode program Java untuk menghitung factorial yang pada awalnya memberikan type data long. Akan tetapi begitu kita gunakan, ia hanya mampu menampung komputasi faktorial sampai 20. Karena kalau kita masukkan 21 akan memberi hasil negatif. Nah kemudian saya coba cari solusi dengan type data yang lain, yaitu BigInteger. Dan ternyata chat AI tersebut memberikan solusi untuk itu. Jadi type data BigInteger memang didesain untuk melakukan komputasi dengan angka yang begitu besar. Dan hal itu keren abis. Setelah itu, saya coba eksplorasi menanyakan problem yang sama untuk bahasa pemrograman yang lain. Ternyata C tidak bisa memberi solusi, akan tetapi solusi itu saya temukan pada bahasa Python (meski ada batasannya juga), C++, C# dan Go. Dan rupanya implementasi BigInteger sudah diterapkan mulai Java versi 1.1. It's a cool thing.

Menggunakan pdfunite dan pdfseparate di WSL

  Ada tools yang cukup to the point yang saya temui di Linux, yaitu pdfunite untuk menggabungkan file-file pdf menjadi satu dan pdfseparate yang berfungsi untuk memisahkan file pdf menjadi per halaman. Bagi Anda yang masih menggunakan Windows, kita bisa memanfaatkan dua tools tersebut di Windows, yaitu melalui WSL atau Windows Subsystem for Linux. Caranya adalah dengan menginstal distro yang didukung, antara lain Ubuntu atau Debian. Kemudian yang perlu kita lakukan adalah menginstall paket poppler-utils. Sebagai contoh di Debian WSL kita bisa melakukannya dengan cara mengetik : $ sudo apt install poppler-utils Kemudian setelah itu, kita bisa menggunakan dua tools tersebut dengan cukup sederhana. Adapun lokasi drive C di mount di lokasi /mnt/c. Dari situ kita bisa mencari file mana yang akan kita merge (unite) atau yang akan kita pisahkan (separate). It's cool thing.