"Tak ada gading yang tak retak". Ungkapan tersebut kelihatannya cocok
untuk menggambarkan bagaimana distribusi Linux yang ada sekarang
ini. Ada berbagai macam distro yang menawarkan kemudahan atau keunikan
tersendiri. Akan tetapi ada saja kekurangan minor yang cukup mengganggu.
Dalam konteks manajemen paket, ada yang menggunakan paket Debian, RPM,
atau bahkan tarbal, yang dipakai distro Slackware. Dalam ranah Debian,
kita bisa memilih beberapa distro antara lain: Ubuntu, Linux Mint,
atau Debian sendiri. Kemudian di ranah RPM, kita bisa memilih
openSUSE, Fedora, Red Hat, Centos dan lain sebagainya.
Distribusi Linux tidak melulu soal bagaimana sebuah paket (app)
dikelola, akan tetapi ada juga yang disebut desktop environment
(lingkungan desktop), yang memberi pengalaman user interface dan user
experience. Antara lain yang terkenal adalah Gnome, KDE. Ada juga
XFCE, Cinnamon, yang memberi pilihan alternatif yang lebih ringan
ketimbang Gnome atau KDE.
Saya yang sudah hampir 14 tahun menggunakan Linux, mengalami beberapa
periode dengan berbagai pilihan distro yang sudah pernah saya gunakan
selama ini. Mulai dari Fedora Core, Ubuntu, Debian, Slackware dan
openSUSE. Kalau yang lebih lama memang Slackware, dan Ubuntu. Akan
tetapi yang cukup menarik adalah Fedora menurut saya. Karena ia adalah
distro yang dikembangkan oleh Red Hat, yang adalah distro de facto
yang banyak digunakan di level enterprise.
Jadi sangat menarik untuk diikuti kemana arah inovasi Fedora kedepan,
akan diadopsi Red Hat kemudian. Hal ini berlaku juga dengan openSUSE
dan SUSE.
Akan tetapi saya menemukan satu kekurangan Fedora yang menurut saya
cukup mengganggu dalam berkomputasi selama ini. Yaitu dengan seringnya
ia melakukan kernel update; yang berakibat tidak stabilnya
sistem. Yaitu tampilan monitor yang tidak proper, atau koneksi
internet yang tidak berjalan.
Akan tetapi hal itu bisa saya atasi sekarang dengan melakukan sedikit
settingan di /etc/dnf/dnf.conf, yaitu dengan membuat agar kernel-nya
tidak ikut diupdate selama proses update sistem dengan tools
dnf. yaitu dengan menambahkan perintah :
excludepkgs=kernel*
Berbeda dengan distro Ubuntu dan openSUSE yang bisa dikatakan jarang
sekali melakukan update kernel. Alias begitu rilis versi terbaru, maka
ia akan tetap menggunakan versi kernel yang sama dengan saat dirilis
resmi. Adapun update yang dilakukan adalah minor update (bukan major
update seperti di Fedora).
Dengan demikian, maka sistem akan lebih stabil. Demikian.
Berikut adalah pengalaman dan studi komparatif antara komputer branded HP-ku yang dibeli sekitar tahun 2007, dan dua buah komputer rakitan yang menggunakan processor intel dan AMD. Dari dua buah komputer yang dirakit sekitar tahun 2013 yang menggunakan processor intel i3 dengan motherboard gigabyte dan di tahun 2014 yang menggunakan processor AMD A8; dapat dikatakan bahwa dari sisi spesifikasi, tentu komputer brandedku yang dibeli sekitar 10 tahun yang lalu, tentu memiliki spesifikasi yang jauh lebih jadoel. Akan tetapi seiring berjalannya waktu --yaitu di awal tahun 2017 ini -- kedua buah komputer rakitan tsb diatas; satu persatu mengalami kerusakan dan memaksa untuk direpair ke vendor asli yang merakit komputer tsb; dikarenakan aku pun sudah menyerah tidak dapat menyelesaikannya. Yang processor AMD A8, terpaksa diganti motherboard-nya. Demikian juga dengan yang intel i3. Adapun solusi yang diberikan vendor komputer AMD tsb, adalah selain mengganti motherboard yang memang rusak; adala
Comments