Skip to main content

Fedora 27

Mengikuti perkembangan distro Fedora, seolah mengikuti perkembangan
software open source yang begitu cepat. Karena release cycle-nya
adalah setiap 6 bulan, pasti ada new release, sejak Fedora Core 4.0
sampai sekarang Fedora 27. Tentu ada beda sebanyak 23 release cycle
alias 11 tahun berselang maka tentu ada perkembangan yang berubah
drastis tentu saja.

Fedora Code 4.0 (FC 4.0) yang waktu itu masih menggunakan installer
anaconda, saat ini anaconda mengalami perubahan drastis. Karena sejak
release Fedora 22 (?), source code anaconda dibuat dari awal (create
from scratch), alias dirubah secara drastis dari awal lagi.

Ada konsistensi dari awal sampai sekarang bahwa warna biru menjadi
pilihan distro ini. Ada hal menarik yang aku jumpai sewaktu mencoba
install lagi Fedora 27, yaitu begitu sulitnya menangani partisi hard
disk dengan installer default anaconda dalam mode grafis (GUI).

Mengingat di hard disk yang akan saya timpa tersebut sudah ada
Slackware-nya. Maka apa yang saya lakukan adalah dengan cara command
line atau melalui virtual console. Jadi pada waktu instalasi memasuki
fase partisi hard disk, maka yang aku lakukan adalah pindah ke console
2 (Virtual Terminal 2), yaitu dengan menekan Ctrl-Alt-F2.

Command yang saya gunakan adalah cfdisk. Ini adalah cara primitif
dalam melakukan partisi hard disk. Dan benar saja, dengan cara inilah
maka aku berhasil menginstal Fedora 27 dengan sukses.

Padahal sebelumnya, amat sangat sulit memahami instruksi grafis
anaconda di fase partisi hard disk. 

Apa yang bisa aku ambil dari sini adalah bahwa ilmu dari distro
Slackware yang nota bene memang full command line, bisa diterapkan ke
distro lain seperti Fedora 27. 

Ini adalah salah satu bukti bahwa management sebuah komputer bisa
dikelola dengan cara paling sederhana (basic), alias bisa dikerjakan
melalui command line dalam mode text.

KONKLUSI

  1. Instruksi command line cfdisk ternyata lebih powerfull ketimbang partisi yang ditawarkan oleh installer anaconda Fedora 27.
  2. Dengan menguasai command line cfdisk, tidak perlu pusing lagi belajar dalam mode grafisnya. Cukup pelajari manualnya dari # man cfdisk, dan segalanya bisa diselesaikan dengan lebih simple dan to the point.
  3. Simple command line is more powerfull than GUI one. And keyboard is more powerfull than mouse.


#What Do You Think?

Comments

Popular posts from this blog

Java Tutorial Getting Started

Baru saja menyelesaikan Getting Started, meliputi: Your First Cup of Java The Java Phenomenon The “Hello World” Application The “Hello World” Applet Common Problem (and Their Solution) Yang dipelajari: Java 2SE version 1.4.2 Result: Good job. There is no error found!

openSUSE Leap

Mengapa openSUSE Leap menarik bagi sebagian pengguna Linux? Hal itu wajar mengingat openSUSE Leap merupakan distro gabungan (hybrid) antara SUSE yang dikenal dengan keamanan sekelas enterprise dan aplikasi yang terkini dari dunia open source. Akan tetapi bila Anda mencobanya, maka akan ditemukan sebuah perilaku yang menurut saya tidak lazim, yaitu sewaktu kita membaca manual dari perintah Linux dengan man. Maka kita dihadapkan pada pilihan opsi, manual mana yang akan ditampilkan. Hal ini berbeda dengan distro lain, yang tidak memiliki perilaku tersebut. Oleh karena itu, saya sebut itu menjadi tidak lazim. Untuk mengatasi ketidak laziman tersebut, kita bisa lakukan dengan cara menambahkan dua buah kode berikut pada file .bashrc MAN_POSIXLY_CORRECT=1 export MAN_POSIXLY_CORRECT Selain itu, kita bisa juga gunakan comman info sebagai pengganti man. Hal ini bisa dilakukan dan langsung muncul manual command yang diminta. Dari sisi keamanan, secara default ia sudah mengaktifkan firewall-nya...

Visual Studio Code Untuk Belajar Python, C, C++ dan C#

Setelah mencari IDE (Integrated Development Environment) apa yang terbaik untuk mendevelop Python, Akhirnya saya mendapatkan pencerahan setelah menemukan Visual Studio Code . Rupanya ada perbedaan antara IDE dengan Editor. Bila Editor adalah semacam text editor saja, seperti notepad++, Emacs, vim, maka IDE adalah editor + compiler. Oleh karena itu, maka IDE biasanya lebih berat dalam hal performance. Karena memang membundle editor + compilernya. Secara default, Visual Studio Code didesain bagi pengembang aplikasi web, yang meliputi html, css, java script, type script. Jadi untuk mendevelop bahasa pemrograman seperti Python, perlu sedikit cara agar bisa digunakan juga sebagai compiler. Setting Python Tekan F1, lalu ketik Task: Configure Taks Runner. Kemudian gantilah "command" : "python.sh", "isShellCommand" : true, "showOutput" : "always", "args" : ["{$file}"] Itu artinya bila kita menjalankan task runner (run ...