"Simple is beautiful" kelihatannya adalah terminologi yang cocok
disematkan kepada Slackware, yang memang memegang teguh tradisi
Unix. Karena kita tidak akan menemukan kerumitan seperti halnya pada
openSUSE, sebagai contoh, bila kita ingin membaca manual dari sebuah
command, misalnya $ man passwd
Maka pada openSUSE kita akan ditanyakan, mau melihat man(1) atau
man(1p) ? Karena yang man(1p) itu erat kaitannya dengan
pemrograman. Sementara man(1) itu adalah berkaitan dengan normal
user.
Hal itu tidak akan kita temukan pada Slackware. Jadi begitu kita
mengetikkan $ man passwd, maka langsung muncul manual passwd
tersebut.
Yang lain, adalah sewaktu kita melakukan scroll layar dengan tombol Pg
Down, maka di Slackware akan tergulir full 1 layar. Beda dengan
openSUSE yang hanya akan bergulir setengah layar.
Bila kita ingin membuat sleep komputer kita, pada openSUSE kita perlu
ketik # systemctl suspend, sementara di Slackware cukup ketik #
pm-suspend.
Karena memang semua init system di openSUSE menggunakan systemd, itu
membuat semuanya menjadi rumit dan kompleks. Tidak menjadikannya
sebagai sebuah tool yang sederhana dan mengerjakannya secara tuntas.
Oleh karena itu, sekarang ada gerakan no-systemd. Dimana pengguna
Debian lalu membuat forking dengan membuat cabang distro Debian tanpa
systemd, yaitu Devuan.
Untung Slackware sampai versi 14.1 dan versi 14.2 RC 2 tetap teguh
untuk tidak mengadopsi systemd. Semoga kedepan tetap berpegang pada
tradisi Unix yang portable, simple dan to the point.
disematkan kepada Slackware, yang memang memegang teguh tradisi
Unix. Karena kita tidak akan menemukan kerumitan seperti halnya pada
openSUSE, sebagai contoh, bila kita ingin membaca manual dari sebuah
command, misalnya $ man passwd
Maka pada openSUSE kita akan ditanyakan, mau melihat man(1) atau
man(1p) ? Karena yang man(1p) itu erat kaitannya dengan
pemrograman. Sementara man(1) itu adalah berkaitan dengan normal
user.
Hal itu tidak akan kita temukan pada Slackware. Jadi begitu kita
mengetikkan $ man passwd, maka langsung muncul manual passwd
tersebut.
Yang lain, adalah sewaktu kita melakukan scroll layar dengan tombol Pg
Down, maka di Slackware akan tergulir full 1 layar. Beda dengan
openSUSE yang hanya akan bergulir setengah layar.
Bila kita ingin membuat sleep komputer kita, pada openSUSE kita perlu
ketik # systemctl suspend, sementara di Slackware cukup ketik #
pm-suspend.
Karena memang semua init system di openSUSE menggunakan systemd, itu
membuat semuanya menjadi rumit dan kompleks. Tidak menjadikannya
sebagai sebuah tool yang sederhana dan mengerjakannya secara tuntas.
Oleh karena itu, sekarang ada gerakan no-systemd. Dimana pengguna
Debian lalu membuat forking dengan membuat cabang distro Debian tanpa
systemd, yaitu Devuan.
Untung Slackware sampai versi 14.1 dan versi 14.2 RC 2 tetap teguh
untuk tidak mengadopsi systemd. Semoga kedepan tetap berpegang pada
tradisi Unix yang portable, simple dan to the point.
Comments