Skip to main content

Kustomisasi

Dalam minggu ini, saya sedang suka melakukan kostumisasi pada beberapa
aplikasi atau tool berikut:

1. Emacs
Untuk merubah warna mode-line di Emacs, cukup dilakukan dari aplikasi
Emacs itu sendiri yaitu: F10 - o (options) - c (customize Emacs) - f
(Spesific face). Lalu ketik mode-line, nah disana kita bisa mengganti
warna foreground dan background-nya, kita tinggal memilih warna yang
ditampilkan. Bila sudah selesai, lalukan perubahan dengan memindahkan
kursor pada bagian `Apply' dan `Apply and Save'.

Begitu kita melakukan `Apply and Save', maka perubahan tersebut
disimpan pada file configurasi .emacs di folder home kita.

2. Tmux
Tmux atau terminal multiplexer adalah aplikasi yang memungkinkan kita
seolah-olah memiliki beberapa terminal. Tool ini banyak dipakai bagi
mereka yang bekerja secara remote via terminal.

Adapun cara mengkostumisasinya adalah dengan membuat file .tmux.conf
pada folder home kita. Berikut adalah contohnya:

  set -g status-fg cyan
  set -g status-bg black

Ini berarti bagian status, kita set warna fg (foreground-nya) menjadi
berwarna cyan, dan warna bg (background-nya) hitam.

3. Most
Most adalah tool sederhana yang berfungsi untuk melihat isi sebuah
file. Ini sama dengan less akan tetapi mendapatkan fungsi tambahan,
yaitu bisa menggeser layar ke kiri atau ke kanan.

Contoh kustomisasi yang bisa dilakukan, adalah:

  color status white yellow

Artinya foreground colornya white, dan background colornya white. Dan
file kostumisasinya disimpan pada file .mostrc.
 

Perlu dicatat bahwa ketiga file kostumisasi tersebut, yaitu .emacs,
.tmux.conf dan .mostrc, merupakan file yang hidden, karena di Linux,
nama file dengan awalan titik (.) akan menjadi hidden. Karena biasanya
file tersebut digunakan sebagai file kostumisasi atau file
configuration dari sebuah aplikasi.

Demikian.

Comments

Popular posts from this blog

KOMPUTER BRANDED VS KOMPUTER RAKITAN

Berikut adalah pengalaman dan studi komparatif antara komputer branded HP-ku yang dibeli sekitar tahun 2007, dan dua buah komputer rakitan yang menggunakan processor intel dan AMD. Dari dua buah komputer yang dirakit sekitar tahun 2013 yang menggunakan processor intel i3 dengan motherboard gigabyte dan di tahun 2014 yang menggunakan processor AMD A8; dapat dikatakan bahwa dari sisi spesifikasi, tentu komputer brandedku yang dibeli sekitar 10 tahun yang lalu, tentu memiliki spesifikasi yang jauh lebih jadoel. Akan tetapi seiring berjalannya waktu --yaitu di awal tahun 2017 ini -- kedua buah komputer rakitan tsb diatas; satu persatu mengalami kerusakan dan memaksa untuk direpair ke vendor asli yang merakit komputer tsb; dikarenakan aku pun sudah menyerah tidak dapat menyelesaikannya. Yang processor AMD A8, terpaksa diganti motherboard-nya. Demikian juga dengan yang intel i3. Adapun solusi yang diberikan vendor komputer AMD tsb, adalah selain mengganti motherboard yang memang rusak; adala

Fedora 22

It is about another Linux distro. Not a fashion thing. Sebenarnya saya sudah berkenalan dengan Fedora yang pada waktu itu masih memakai nama Fedora Core versi 4. Akan tetapi sayang tidak bisa memutas CD audio koleksi saya. Akhirnya saya move ke Ubuntu, yang bisa memutar CD audio, once the installation is complete. Sewaktu menggunakan Fedora 22, ada impresi keren yang muncul, diantaranya dengan gnome 3.16 dan adanya extention window list sehingga, window yang aktif muncul dibagian bottom bar. Sementara notification pada gnome 3.16 ditata ulang penempatannya dan menjadi satu dengan kalender yang ada di bagian top bar. Mengingat bila tidak ada window list, maka seakan-akan kita kehilangan kontrol atas window yang sedang aktif. Dan window list mempermudah kita dalam berpindah-pindah dari satu window ke window yang lain. Jadi lebih manageable. Satu hal mengapa saya selalu mencoba distro lain selain Slackware adalah karena desktop environment gnome yang di drop di Slackware sejak versi 12. D

Beberapa Catatan Tentang Linux

Tulisan ini lebih merupakan catatan penulis berkenaan dengan Linux. Semoga ada beberapa yang bisa diimprove dan diimplementasikan pada release selanjutnya. Graphical User Interface Pada umumnya, end user akan merasakan impresi pertama adalah saat pertama kali melihat performa tampilan GUI-nya. Maklum di abad 21 ini, semuanya sudah dipermudah dengan hanya klak-klik tombol mouse. Adapun pada hakekatnya command prompt itu lebih powerful ketimbang menggunakan aplikasi sejenis dalam mode GUI. Dan konsep ini selalu melekat pada orang-orang yang memang berkecimpung mengelola server. Maklum saja, karena server tidak memerlukan tampilan GUI sama sekali pada hakekatnya. Karena alasan performa server terbebani dengan tampilan GUI. Bila dalam ranah server, saya setuju dengan tampilan text based dalam mengelola server tersebut. Akan tetapi pada ranah desktop, maka yang menjadi point atraktif sebuah OS adalah tampilan GUI yang memukau sebening kristral. Bila Anda pernah membandingka