Skip to main content

Browser War

Selama ini, ada cerita brower war yang pernah terjadi selama ini.
Diawali dengan Netscape yang menjadi reinkarnasi first browser dari
Mozaic. Yang pada awalnya mendominasi dunia browser, kemudian IE
datang belakangan untuk melawan dominasi Netscape. Dan akhirnya
Netscape mati (suri) setalah kalah dari IE, karena IE
menggunakan strategi browser IE yang dibundle dengan OS Windows.

Kemudian fase ke-2 adalah dengan dihidupkannya lagi Netscape dalam
bentuk lain, yaitu Firefox dengan model pengembangan open source. Dan
akhirnya terjadilah browser war yang ke-2, yaitu antara IE vs Firefox.
Firefox sempat menguasai pangsa pasar sampai 25% secara global, akan
tetapi kemudian sejak dikeluarnya Chrome oleh Google, mengalami
penurunan jumlah penggunanya yang sampai sekarang hanya berkisar
antara 20% saja. Browser war fase sekarang meliputi Chrome, Firefox
dan IE. Dengan inovasi yang cepat pada Chrome dan Firefox; adapun IE
mengalami stagnan dalam hal inovasi karena kelamaan update.

Akan tetapi menjelang dirilisnya Windows 10, Microsoft tidak tinggal
diam, mereka menyiapkan new browser yang di crete from scratch, yaitu
MS Edge, yang mengusung bahwa web adalah palet Anda. Browser ini
digadang-gadang akan membuat website sebagai palet tempat kita
menuangkan segala ide disana, dan itu dimungkinkan dengan teknologi
yang akan disematkan pada MS Edge ini. Adapun kecepatannya diberitakan
mengalahkan Chrome dan Firefox.

Menarik untuk disimak bagaimana kelanjutan dari browser war di era
sekarang ini. Apakah dengan keluarnya MS Edge akan mengubah peta
persaingan browser yang ada sekarang?

So please wait...

Comments

Popular posts from this blog

openSUSE Leap

Mengapa openSUSE Leap menarik bagi sebagian pengguna Linux? Hal itu wajar mengingat openSUSE Leap merupakan distro gabungan (hybrid) antara SUSE yang dikenal dengan keamanan sekelas enterprise dan aplikasi yang terkini dari dunia open source. Akan tetapi bila Anda mencobanya, maka akan ditemukan sebuah perilaku yang menurut saya tidak lazim, yaitu sewaktu kita membaca manual dari perintah Linux dengan man. Maka kita dihadapkan pada pilihan opsi, manual mana yang akan ditampilkan. Hal ini berbeda dengan distro lain, yang tidak memiliki perilaku tersebut. Oleh karena itu, saya sebut itu menjadi tidak lazim. Untuk mengatasi ketidak laziman tersebut, kita bisa lakukan dengan cara menambahkan dua buah kode berikut pada file .bashrc MAN_POSIXLY_CORRECT=1 export MAN_POSIXLY_CORRECT Selain itu, kita bisa juga gunakan comman info sebagai pengganti man. Hal ini bisa dilakukan dan langsung muncul manual command yang diminta. Dari sisi keamanan, secara default ia sudah mengaktifkan firewall-nya

Java Tutorial Getting Started

Baru saja menyelesaikan Getting Started, meliputi: Your First Cup of Java The Java Phenomenon The “Hello World” Application The “Hello World” Applet Common Problem (and Their Solution) Yang dipelajari: Java 2SE version 1.4.2 Result: Good job. There is no error found!

Visual Studio Code Untuk Belajar Python, C, C++ dan C#

Setelah mencari IDE (Integrated Development Environment) apa yang terbaik untuk mendevelop Python, Akhirnya saya mendapatkan pencerahan setelah menemukan Visual Studio Code . Rupanya ada perbedaan antara IDE dengan Editor. Bila Editor adalah semacam text editor saja, seperti notepad++, Emacs, vim, maka IDE adalah editor + compiler. Oleh karena itu, maka IDE biasanya lebih berat dalam hal performance. Karena memang membundle editor + compilernya. Secara default, Visual Studio Code didesain bagi pengembang aplikasi web, yang meliputi html, css, java script, type script. Jadi untuk mendevelop bahasa pemrograman seperti Python, perlu sedikit cara agar bisa digunakan juga sebagai compiler. Setting Python Tekan F1, lalu ketik Task: Configure Taks Runner. Kemudian gantilah "command" : "python.sh", "isShellCommand" : true, "showOutput" : "always", "args" : ["{$file}"] Itu artinya bila kita menjalankan task runner (run