Skip to main content

The Source Code

Kalau kita berbicara tentang open source itu selalu identik dengan open source software. Padahal sebuah piranti/device itu pada hakekatnya ada 2 hal, yaitu hardware dan software. Selama ini yang paling umum dipahami adalah source code dari software yang dibuat terbuka.
Dan itu tidak hanya pada software seperti kernel dan aplikasi-aplikasi diatasnya yang dibuat terbuka. Akan tetapi termasuk juga software BIOS.
Kalau di dalam dunia komputer, berlaku logika software itu identik dengan logika hardware-nya. Konsep inilah yang diusung oleh Steve Jobs dengan produk-produk keluaran Apple. Jadi Apple itu menjual software dan hardware-nya dalam satu bundle.
Nah sekarang, mungkinkah ada open source di dunia hardware? Karena bila sebuah rangkaian hardware di open source-kan, apakah itu tidak melanggar intellectual property dari si penciptanya?
Kalau source code-nya yang di open source-kan seperti sekarang lazim kita kenal sih it's ok. Karena semua developer bisa berbagi source code dengan koleganya si seluruh dunia. Yang pada hakekatnya itu adalah berupa text file yang dicompile dengan bahasa pemrograman tertentu. Jadi kita tinggal mempelajari bahasa pemrograman yang digunakan, dan kemudian kita bisa sharing knowledge disana, in term to improve that application.
Karena dari text file source code itu menggambarkan bagaimana logika dari si penulis kode tersebut. Dan kemudian dilepas ke komunitas untuk secara bebas dimodifikasi dan diimprove bila menemukan bug.
Ada juga komentar teman kuliahku yang mengatakan bahwa: inovasi hardware itu pada suatu masa akan mengalami titik jenuh. Akan tetapi hal itu tidak berlaku di dunia software. Karena selama manusia memiliki inovasi, maka software itu bisa tetap diimprove.
Apakah Anda setuju dengan komentar temanku tadi?




Comments

Popular posts from this blog

Sepeda Polygon Neptune

Tak terasa, sudah hampir 1 tahun ini usia sepedaku.. Aku memilihnya via Internet waktu itu.. Setelah browsing di internet, akhirnya kutemukan sepeda Polygon jenis Neptune.. Eh, ternyata pas beli tidak ada spakbor-nya. Spakbor itu pelindung cipratan (bahasa Indonesia-nya apa ya?) air akibat perputaran roda. Jadi kalo pas lewat di tempat basah, cipratan air itu akan mengenai baju kita.. Jadinya kutambahkan sekalian pas beli, harga sekitar 50 ribu. Lalu terpikir untuk membeli wadah tempat minum, biar kalo pas bersepeda tidak kehausan.. Akhirnya kubeli juga dengan wadah minumnya dengan merk Zefal.. Tak lupa kubeli pengaman, yaitu rantai pengaman.. Akhirnya cukup sudah untuk bersepeda... olah raga yang menyenangkan... Karena kita bisa bebas mengeksplore daerah-daerah baru yang belum pernah kita singgahi.. Kalo pengen tahu sepedaku kayak apa, lihat disini.. Adieu .. !

Tentang Release #

Baru saja browser favoritku Firefox melaunching release terakhir yaitu release 10. Alias Firefox 10 just has been released. Tak terasa release # dari software yang biasa kita pakai mulai memasuki era double digit. Yang sebelum-nya hanya single digit.  Sempat terpikir olehku, apa jadinya 1 dekade ke depan, berkenaan dengan sistem penomoran release # ini? Apakah 1 dekade ke depan, Firefox akan mencapai release # 308 misalnya. Jadi kalau ditanya, kamu pake Firefox versi berapa? aku pake versi 308, ( "weh kok akeh banget yo?" ). Seperti LibreOffice yang baru mencapai versi 3.4.5 di medio Februari 2012 ini. Apa nantinya ya mengalami nasib seperti itu ? Hee.. aneh-aneh saja ya? Kalau kita melihat model pemberian release # untuk sebuah paket software seperti Apple, untuk Mac OS X berupa nama hewan dari keluarga macan, seperti Tiger, Leopard, Snow Leopard, dll. Mirip juga dengan Ubuntu yang menggunakan nama-nama unik, seperti Oneiric, Maverick, dll. Mungkin itu untuk mensi...

Auto-Fill-Mode di Emacs

  Berikut adalah cara agar auto-fill-mode bisa aktif secara global di emacs. Yaitu tambahkan dua kode berikut pada file ~/.emacs (add-hook 'change-log-mode-hook 'turn-on-auto-fill) (setq-default auto-fill-function 'do-auto-fill) Demikian.