Skip to main content

Gnome

Ini adalah desktop environment yang saya suka sejak versi 2.x atau dikenal dengan Gnome Classic. Dan sekarang dengan munculnya Gnome 3.x atau biasa disebut dengan Gnome Shell sudah mengalami perkembangan yang amat sangat bagus. Dan sekarang saya sudah menemukan konfigurasi Gnome Shell yang keren, yaitu dengan menggunakan Gnome Extension Dash to Dock. Jadi secara default, dash ini hanya akan muncul bila kita tekan tombol super. Akan tetapi dengan extension tadi, maka ia bisa kita letakkan di bottom dan akan auto hide secara inteligence bila ada window yang menimpanya.
 
Selain itu, kita juga menjadi sangat mudah dalam mengelola aplikasinya, karena bisa langsung klik tombol "Show Application" dari dash ini, tanpa harus menekan tombol super terlebih dahulu. Selain sebagai short cut ke aplikasi, dash to dock juga sekaligus berfungsi sebagai window list.

Dan dengan demikian, tampilannya menjadi simple dan mirip sekali dengan Apple Mac OS X. Alangkah baiknya bisa extension ini kedepan diadopsi menjadi terintegrasi dengan baik pada Gnome release selanjutnya. Karena fitur ini membuatnya menjadi efisien.

Cukup tambahan satu buah extension dan semuanya menjadi indah. Seolah saya menemukan keindahan Mac OS X di Linux. Cool !



Comments

Popular posts from this blog

KOMPUTER BRANDED VS KOMPUTER RAKITAN

Berikut adalah pengalaman dan studi komparatif antara komputer branded HP-ku yang dibeli sekitar tahun 2007, dan dua buah komputer rakitan yang menggunakan processor intel dan AMD. Dari dua buah komputer yang dirakit sekitar tahun 2013 yang menggunakan processor intel i3 dengan motherboard gigabyte dan di tahun 2014 yang menggunakan processor AMD A8; dapat dikatakan bahwa dari sisi spesifikasi, tentu komputer brandedku yang dibeli sekitar 10 tahun yang lalu, tentu memiliki spesifikasi yang jauh lebih jadoel. Akan tetapi seiring berjalannya waktu --yaitu di awal tahun 2017 ini -- kedua buah komputer rakitan tsb diatas; satu persatu mengalami kerusakan dan memaksa untuk direpair ke vendor asli yang merakit komputer tsb; dikarenakan aku pun sudah menyerah tidak dapat menyelesaikannya. Yang processor AMD A8, terpaksa diganti motherboard-nya. Demikian juga dengan yang intel i3. Adapun solusi yang diberikan vendor komputer AMD tsb, adalah selain mengganti motherboard yang memang rusak; adala

Fedora 22

It is about another Linux distro. Not a fashion thing. Sebenarnya saya sudah berkenalan dengan Fedora yang pada waktu itu masih memakai nama Fedora Core versi 4. Akan tetapi sayang tidak bisa memutas CD audio koleksi saya. Akhirnya saya move ke Ubuntu, yang bisa memutar CD audio, once the installation is complete. Sewaktu menggunakan Fedora 22, ada impresi keren yang muncul, diantaranya dengan gnome 3.16 dan adanya extention window list sehingga, window yang aktif muncul dibagian bottom bar. Sementara notification pada gnome 3.16 ditata ulang penempatannya dan menjadi satu dengan kalender yang ada di bagian top bar. Mengingat bila tidak ada window list, maka seakan-akan kita kehilangan kontrol atas window yang sedang aktif. Dan window list mempermudah kita dalam berpindah-pindah dari satu window ke window yang lain. Jadi lebih manageable. Satu hal mengapa saya selalu mencoba distro lain selain Slackware adalah karena desktop environment gnome yang di drop di Slackware sejak versi 12. D

Beberapa Catatan Tentang Linux

Tulisan ini lebih merupakan catatan penulis berkenaan dengan Linux. Semoga ada beberapa yang bisa diimprove dan diimplementasikan pada release selanjutnya. Graphical User Interface Pada umumnya, end user akan merasakan impresi pertama adalah saat pertama kali melihat performa tampilan GUI-nya. Maklum di abad 21 ini, semuanya sudah dipermudah dengan hanya klak-klik tombol mouse. Adapun pada hakekatnya command prompt itu lebih powerful ketimbang menggunakan aplikasi sejenis dalam mode GUI. Dan konsep ini selalu melekat pada orang-orang yang memang berkecimpung mengelola server. Maklum saja, karena server tidak memerlukan tampilan GUI sama sekali pada hakekatnya. Karena alasan performa server terbebani dengan tampilan GUI. Bila dalam ranah server, saya setuju dengan tampilan text based dalam mengelola server tersebut. Akan tetapi pada ranah desktop, maka yang menjadi point atraktif sebuah OS adalah tampilan GUI yang memukau sebening kristral. Bila Anda pernah membandingka