Skip to main content

My Favorite Browser

Sewaktu Netscape masih mendominasi browser, maka ia berdiri seolah tidak terkalahkan oleh para pesaingnya. Akan tetapi dengan taktik yang kurang fair, IE dibundle dengan OS Windows, yang nota bene Windows adalah platform yang mendominasi saat itu. Maka lambat laun dominasi Netscape tergerus oleh keberadaan IE yang terbundel pada setiap OS Windows yang dirilis. Karena pengguna awam pada umumnya kurang care, yang penting bisa browsing internet. Titik.

Akhirnya Netscape lambat laun mati, karena kalah bersaing dengan IE. Singkat cerita muncullah browser alternatif yang dikembangkan dari source code Netscape; yaitu Firefox dengan dukungan Mozilla foundationnya. Maka dengan 2 kunci inovatif, yaitu source codenya dikembangkan dengan model open source dan ada inovasi tab browsing; maka lambat laun Firefox mulai menarik minat pengguna IE yang pada waktu itu tidak mengenal tab browsing. Yaitu IE versi 6.

Pada saat yang bersamaan, muncul juga browser Opera, dan Safari dari Apple yang merambah platform Windows juga. Maka terjadilah browser war diantara ke-empat browser tadi. Firefox yang sukup signifikan meraih ceruk pasar browser sampai 20%. Meski demikian, keberadaan IE masih mendominasi.

Kemudian, Google selaku search engine terkemuka di dunia tidak mau ketinggalan dalam hal ini, menelurkan Chrome. Dimana ada beberapa developer Firefox yang direkrut oleh Google untuk mengembangkan browser terbaru mereka. Maka terjadilah perang inovasi diantara mereka. Dari satu sisi, persaingan inovasi itu memberi ruang alternatif kepada pengguna. Dengan model pengembangan dan inovasi yang beragam dari tiap-tiap browser.

Kalau pengalaman saya, memang awalnya kenal browser itu ya IE 4.0, kemudian sekitar tahun 2005 mulai kenal Opera, akan tetapi hampir bersamaan, mulai mengenal Firefox 1.0. Dan akhirnya setelah keluar Firefox 1.5, maka ini adalah browser favorit saya dalam hal inovasi dan speed. Selain itu juga bila ada kerentanan dalam hal keamanan, hal itu dengan cepat ditambal (di patch) oleh developernya. Berbeda dengan IE yang begitu lamban, bila ada isu berkenaan dengan keamanan.

Dari sisi pengguna, yang dicari tentu adalah browser yang aman dari serangan hacker. Dan selalu di update dengan cepat, tanpa menunggu release cycle yang sudah ditetapkan oleh developernya.

Maka sejak Chrome dirilis dengan strategi fast release cycle, maka Firefox ikut-ikutan menggunakan strategi yang sama. Karena memang variasi serangan dunia maya itu selalu berkembang dengan cepat dari waktu ke waktu. Maka wajarlah, kerentanan itu perlu direspon segera. Dan hal itu saya temukan dalam dua browser ini.


Konklusi


Sampai sekarang, saya selalu merekomendasikan untuk menggunakan browser Firefox, karena ia dikembangkan dengan model full open source. Berbeda dengan Chrome yang dikembangkan diantara open source dan proprietary. Kalau ingin yang full open source dari Chrome, maka gunakanlah browser Chromium.

Akan tetapi itu semua kembali kepada Anda, mana yang akan Anda gunakan. Yang penting selalu menggunakan browser yang up to date. Dengan demikian browser Anda aman dari serangan-serangan dari dunia maya.

Do you know why?
Because security is a process, not a state.
Anyway, what is your browser?

Comments

Popular posts from this blog

KOMPUTER BRANDED VS KOMPUTER RAKITAN

Berikut adalah pengalaman dan studi komparatif antara komputer branded HP-ku yang dibeli sekitar tahun 2007, dan dua buah komputer rakitan yang menggunakan processor intel dan AMD. Dari dua buah komputer yang dirakit sekitar tahun 2013 yang menggunakan processor intel i3 dengan motherboard gigabyte dan di tahun 2014 yang menggunakan processor AMD A8; dapat dikatakan bahwa dari sisi spesifikasi, tentu komputer brandedku yang dibeli sekitar 10 tahun yang lalu, tentu memiliki spesifikasi yang jauh lebih jadoel. Akan tetapi seiring berjalannya waktu --yaitu di awal tahun 2017 ini -- kedua buah komputer rakitan tsb diatas; satu persatu mengalami kerusakan dan memaksa untuk direpair ke vendor asli yang merakit komputer tsb; dikarenakan aku pun sudah menyerah tidak dapat menyelesaikannya. Yang processor AMD A8, terpaksa diganti motherboard-nya. Demikian juga dengan yang intel i3. Adapun solusi yang diberikan vendor komputer AMD tsb, adalah selain mengganti motherboard yang memang rusak; adala

Fedora 22

It is about another Linux distro. Not a fashion thing. Sebenarnya saya sudah berkenalan dengan Fedora yang pada waktu itu masih memakai nama Fedora Core versi 4. Akan tetapi sayang tidak bisa memutas CD audio koleksi saya. Akhirnya saya move ke Ubuntu, yang bisa memutar CD audio, once the installation is complete. Sewaktu menggunakan Fedora 22, ada impresi keren yang muncul, diantaranya dengan gnome 3.16 dan adanya extention window list sehingga, window yang aktif muncul dibagian bottom bar. Sementara notification pada gnome 3.16 ditata ulang penempatannya dan menjadi satu dengan kalender yang ada di bagian top bar. Mengingat bila tidak ada window list, maka seakan-akan kita kehilangan kontrol atas window yang sedang aktif. Dan window list mempermudah kita dalam berpindah-pindah dari satu window ke window yang lain. Jadi lebih manageable. Satu hal mengapa saya selalu mencoba distro lain selain Slackware adalah karena desktop environment gnome yang di drop di Slackware sejak versi 12. D

Beberapa Catatan Tentang Linux

Tulisan ini lebih merupakan catatan penulis berkenaan dengan Linux. Semoga ada beberapa yang bisa diimprove dan diimplementasikan pada release selanjutnya. Graphical User Interface Pada umumnya, end user akan merasakan impresi pertama adalah saat pertama kali melihat performa tampilan GUI-nya. Maklum di abad 21 ini, semuanya sudah dipermudah dengan hanya klak-klik tombol mouse. Adapun pada hakekatnya command prompt itu lebih powerful ketimbang menggunakan aplikasi sejenis dalam mode GUI. Dan konsep ini selalu melekat pada orang-orang yang memang berkecimpung mengelola server. Maklum saja, karena server tidak memerlukan tampilan GUI sama sekali pada hakekatnya. Karena alasan performa server terbebani dengan tampilan GUI. Bila dalam ranah server, saya setuju dengan tampilan text based dalam mengelola server tersebut. Akan tetapi pada ranah desktop, maka yang menjadi point atraktif sebuah OS adalah tampilan GUI yang memukau sebening kristral. Bila Anda pernah membandingka